Anggota DPR RI dari
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) Rofi Munawar meminta
Pemerintah melakukan langkah antisipasi terhadap masuknya beras palsu
dari Tiongkok, baik melalui mekanisme impor pengadaan beras tujuan
khusus (restoran, hotel, dan industry pariwisata) maupun dalam rencana
impor untuk stok pemerintah. Selain itu, dirinya meminta masyarakat
tetap waspada dan berhati-hati dalam mengkonsumsi beras yang beredar
dengan mengenali tekstur dan lebih teliti dalam membeli.
“Pemerintah harus melakukan langkah antisipasi yang maksimal terhadap
kemungkinan peredaran beras palsu, diantaranya dengan melakukan
monitoring secara serius di sentra-sentra beras, menutup celah impor
beras illegal, mengintensifkan koordinasi antar lembaga, dan memastikan
bahwa tidak ada masyarakat yang mengkonsumsinya,” kata Rofi Munawar, di
Jakarta, Kamis (21/5/2015).
Menurut Rofi, disinyalir produsen beras palsu tersebut menambahkan
resin sintetis industri dalam komposisinya. Seperti diketahui bahwa
resin sintetis akan sangat berbahaya jika dikonsumsi oleh tubuh manusia,
bahkan diantaranya bisa memicu kanker. Ada baiknya pemerintah
memberikan penjelasan dan sosialisasi yang maksimal kepada masyarakat
terkait keberadaan beras palsu ini, mengingat sebagian besar masyarakat
Indonesia konsumsi utamanya beras. Pelaku yang menyebarluaskan bisa di
jerat hukuman berdasarkan Undang-Undang (UU) Pangan, UU tentang
perlindungan konsumen maupun peraturan lainnya, karena telah mengedarkan
bahan pangan berbahaya.
“Produksi dan beras palsu ini ternyata bukan permasalahan baru,
mengingat keluhan mengenai produk asal China ini sudah dilaporkan di
tahun 2011. Sebagaimana diketahui, China merupakan salah satu Negara
yang mengimpor berasnya ke Indonesia selain Thailand dan Vietnam,
tercatat sepanjang tahun 2012 Indonesia pernah mengimpor beras dari
Negeri Tirai Bambu tersebut sekitar 496,6 ton dengan nilai 1,8 juta
dolar (Rp16,2 miliar),” tegas Rofi.
Berdasarkan dari keterangan media Singapura, lanjut Rofi, Tiongkok
sedang memproduksi beras palsu. Beras palsu itu sudah didistribusikan di
kota Cina Taiyuan, di provinsi Shaanxi. Bahkan dikabarkan juga di
ekspor ke beberapa negara tetangga. Beras palsu ini terbuat dari
gabungan kentang, ubi jalar, dan limbah plastik yang direkayasa
sedemikan rupa sehingga berbentuk menyerupai beras.
Di tengah melonjaknya harga beras di pasaran, masih kata Rofi,
keberadaan beras palsu harus di waspadai peredarannya. Selain sangat
sulit dibedakan dengan beras asli, harganya pun lebin murah.
"Oleh karenanya, pemerintah harus mengingatkan dan menindak tegas
distributor maupun pedagang yang melakukan penjualan beras ini," ujar
Rofi.
Diketahui, di Tiongkok cukup banyak perusahaan yang telah memproduksi
beras palsu yang kemudian dijual secara masif di pasar Tiongkok.
Tiongkok memang memilki sejarah dalam membuat makanan palsu, diantaranya
harian The Global Times pernah melaporkan di bulan Juli 2010 ada sebuah
perusahaan di Xi'an - Tiongkok, yang telah membuat versi palsu secara
expansif beras Wuchang yaitu dengan mamasukan bumbu penyedap dalam beras
yang asli. Selain itu, ada lagi kasus yang menghebohkan tahun 2008
terkait skandal susu formula yang dicampur dengan melamin dan
menyebabkan kematian sedikitnya 6 bayi ketika itu.
Sumber: Humas Fraksi PKS DPR-RI