Fraksi Partai Keadilan Sejahter (PKS) di DPR RI dalam
sidang paripurna hari ini menilai, target pertumbuhan ekonomi 5,5% dalam
Rancangan Anggaran Pengeluaran Belanja Negara (RAPBN) 2016 akan sulit dicapai
bahkan tidak sesuai dengan target RPJMN (Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah) 2015-2019 sebesar 6%-7%.
Anggota Fraksi PKS Abdul Fikri Fakih mengatakan, pemerintah sudah
menargetkan angka tersebut namun belum memberi arahan jelas soal kemana arah
perekonomian Indonesia.
"Memang, angka ini memungkinkan untuk tumbuh tinggi tapi
pemerintah belum memberi arah yang jelas terkait arah perekonomian Indonesia.
Kami memandang RABPN 2016 butuh penajaman kebijakan untuk mendorong pembangunan
dan peningkatan kemakmuran rakyat," ujar Fikri Fakih di ruang sidang
paripurna DPR RI Jakarta, Kamis (20/8/2015).
Hal tersebut berkaitan dengan target pendapatan negara sebesar
Rp1.848 triliun yang perlu dikaji ulang. Karena selama ini target pajak tidak
pernah tercapai. "Kami menilai sumber penerimaan dari pajak belum
maksimal. Tax ratio masih stagnan
bahkan menurun dan ini perlu ditingkatkan," ujarnya.
Fikri Fakih juga menambahkan untuk belanja infrastruktur sebesar
Rp313 triliun naik sekitar Rp23 triliun. Dengan kenaikan belanja infrastruktur
yang besar ini harus diikuti kemampuan eksekusi yang baik.
"Pemerintah perlu pertimbangkan bukan hanya proyek besar yang
didanai. Kami desak alokasi pertanian dan keluatan, ke depan harus jadi basis
perekonomian yang kokoh," pungkas dia.
Sumber: http://ekbis.sindonews.com