![]() |
Relawan Posko Mudik PKS Sedang Menolong Korban Kecelakaan Lalu Lintas yang Terjadi di Jalan Bypass Soekarno Hatta |
Semburat fajar masih belum terlalu lama menyinari
jalan raya By pass Soekarno Hatta, Bandar Lampung. Detak jam masih menunjukkan
pukul 06.30 pagi. Jalanan selebar 15 meter itu telah dipadati kendaraan
yang hilir mudik. Paling ramai mengarah ke arah Barat, di mana barisan
pemudik mengalir menuju kampung halaman di Sumatera. Di tepi jalanan
itu, tepatnya di depan gedung Bagasraya, berdiri sebuah posko mudik yang
didirikan kader-kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yang
didedikasikan sebagai sarana berkhidmat kepada para pengendara yang
sedang pulang kampung.
Di dalam posko, empat orang bersiap untuk pergantian shift dari sesi
malam ke pagi. Mereka bertugas dari jam 6 sore hingga 8 pagi. Saling
berbincang, tanpa melupakan dzikir dan target membaca Al-Qur’an.
Tapi tiba-tiba sebuah keramaian menginterupsi canda tawa mereka.
Sigap, mereka mencari tahu apa yang terjadi di tengah kerumunan yang tak
jauh dari posko berada. Dan pemandangan tiga buah motor tergeletak di
jalanan beserta beberapa orang terkapar membuat mereka terkejut. Naluri
kemanusiaan itu pun merespons cepat. Setengah berlari mereka menghampiri
lokasi kecelakaan membawa perlengkapan yang dibutuhkan.
“Sumitra,” jawab salah seorang bapak yang menjadi korban kecelakaan
itu memperkenalkan namanya. Tubuhnya rebah di atas tandu yang dibawa
oleh petugas posko. Di dalam posko itu, memang tersedia dua buah tandu.
Untuk kejadian seperti ini, peralatan itu sangat terasa gunanya.
Pak Sumitra menjelaskan perjalanannya. Ia berangkat dari Tangerang
menuju Tri Tunggal, Lampung Tengah, membonceng 2 orang anaknya. Petugas
di posko mengangkat badan Pak Sumitra ke atas kasur yang lebih aman.
Lantas tandu tadi dibawa lagi ke lokasi kejadian untuk mengangkat
anaknya.
Tandu lain mengangkut ibu Husnul. Ia warga sekitar. Qodarullah, ia
terlibat dalam kecelakaan dengan pemudik. Tangannya patah. Sambil
menahan sakit, ia dibaringkan di posko mudik PKS Bandar Lampung yang
menyediakan kopi/teh gratis, bekam/pijat gratis, toilet, cas hp, ruang
istirahat AC, tempat menyusui, dan takjil itu.
Sementara di luar, polisi telah sigap datang untuk mengatur lalu
lintas. Jalanan seramai itu tak boleh terjadi macet lama-lama karena
kejadian seperti ini.
Sebenarnya ada tiga motor yang terlibat kecelakaan. Namun penumpang
salah satu motor memohon kepada polisi agar diperbolehkan meneruskan
perjalanan. Padahal polisi sudah meminta mereka untuk singgah di posko
mudik PKS. Karena luka tak terlalu parah, pengemudi itu pun melanjutkan
perjalanannya.
Sedang di dalam posko, petugas memberi bantuan sepenuh kemampuan
mereka untuk para korban. Pak Sumitra bercerita kalau ia konvoi bersama
teman-temannya dari pulau Jawa. Tapi kejadian ini membuatnya tertinggal
dari rombongan. Pak Sumitra menyodorkan nomor kontak salah seorang teman
yang ikut konvoi itu. Salah seorang petugas mencoba menghubungi, namun
sayang tak mendapat jawaban.
Setelah merasa lebih baik dan siap, akhirnya pak Sumitra melanjutkan perjalanan bersama dua anaknya.
Kondisi lebih menyedihkan dialami bu Husnul. Tangannya patah. “Aduh… tangan saya patah nih…” tangisnya.
Petugas yang tengah membantu mencoba menyabarkan bu Husnul. “Sabar ya
bu. Biar kami hubungi keluarga ibu,” ujar seorang petugas bernama Joni
Warman.
Setelah bu Husnul menyebut deretan nomor, Ade Irawan yang menjadi
penanggung jawab posko mudik PKS itu menghubungi nomor tersebut. Dan tak
berapa lama anggota keluarga bu Husnul pun tiba. Setelah anggota
keluarganya datang ke posko, bu Husnul dibawa ke rumah sakit menumpang
mobil Radion Antar Penduduk Indonesia (RAPI) yang kebetulan ada di dekat
posko.
Pagi yang tak biasanya bagi para petugas posko mudik PKS Bandar
Lampung yang mulai beroperasi sejak 1 Juli 2016. Tapi mereka sudah siap.
Jauh hari, ketika mereka disampaikan akan amanah menunggui posko mudik
itu, telah terbayang berbagai peluang amal untuk berkhidmat kepada
sesama rakyat Indonesia.